Manfaatkan Teknologi dan Digitalisasi, Status Stunting Kabupaten Tubaba Menurun Cukup Signifikan

29 Jan 2023

Dibaca 322 Kali

Kominfo Tubaba - Kasus stunting di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) terus mengalami trend penurunan. Capaian tersebut merupakan kerja keras dari banyak pihak dalam upaya penurunan angka stunting. 


Pemerintah Kabupaten Tubaba sendiri telah melakukan upaya percepatan penurunan stunting dengan melaksakan strategi penurunan stunting melalui penerapan aksi konvergensi yang fokus kepada intervensi spesifik, kegiatan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), serta melalui program Nenemo Mandiri Pangan dengan pemanfaatan Kolam, Kandang, Kebun dan Wisata (3K 1W), pembuatan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) serta Kartu Elektronik Peduli Stunting (E-Penting) yang semuanya terintegrasi dengan inovasi smart village. 


Konvergensi dan program yang digagas langsung oleh Pj. Bupati Tubaba Dr. Zaidirina, S.E., M. Si. tersebut memperlihatkan terjadinya penurunan persentase kasus stunting dalam kurun waktu satu tahun terakhir, dimana hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 sebesar 22,1% turun menjadi 16,4% ditahun 2022. Ditargetkan pada tahun 2023 angka prevalensi stunting di Tubaba berada dibawah 10%.


Kabupaten Tubaba menjadi terbesar ke-7 dari 15 Kabupaten/Kota yang berhasil menurunkan angka prevalensi stunting dengan angka yang cukup signifikan. Capaian ini mengangkat posisi Kabupaten Tubaba dari 3 terbawah Kabupaten/Kota dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Provinsi Lampung pada tahun 2021 naik menjadi 9 teratas di tahun 2022. 


Salah satu kunci dalam keberhasilan penurunan angka prevalensi stunting ini ini adalah program E-Penting, Kartu Elektronik Peduli Stunting, program penanggulangan stunting _by name by address_ yang terintegrasi dengan program smart village yang dapat memetakan data penduduk rawan stunting mulai dari pra nikah, ibu hamil, ibu menyusui, batita dan balita.

Diposting Oleh FAJAR ANANDRA
dinas Komunikasi dan Informatika